Halaman

Welcome to the Blog of Dilean Mahks

Rabu, 11 Maret 2015

BOWATER INCORPORATED - A LESSON IN CRISIS COMMUNICATION

NAMA           : DILEAN DWI NOVARI MAHKS
NIM                : 125120207111021
ANALISIS JURNAL

BOWATER INCORPORATED - A LESSON IN CRISIS COMMUNICATION

            Pabrik Bowater sebagai sumber utama dalam pengeluaran kabut tebal yang membuat keresahan masyarakat sekitar akan kabut tebal tersebut. Hal ini juga menjadikan pabrik Bowater mengalami krisis manajemen. Pihak Bowater pada saat itu tidak mengambil tindakan pada persoalan tersebut. Padahal masayarakat pada waktu itu sudah menyampaikan keluhan-keluhannya kepada pihak Bowater melalui media, tetapi Bowater sendiri tidak peduli atas keluhan yang ada.
            Hal ini mengakibatkan kecelakaan mobil yang menabrak sebuah traktor di sekitar pabrik yang dikarenakan muculnya asap kabut tebal yang menyelimuti jalanan disekitar Pabrik. Kasus tersebut membuat krisis perushaan yang menyangkut citra perusahaan tersebut. Kredibilitas Bowater dipertanyaakan karena adanya permasalahan asap tersebut serta krisis yang telah menimpanya. Kejadian ini seharusnya dapat Bowater hadapi dengan cara berterus terang kepada media dan juga perusahaan berusaha untuk mengandalkan media relations serta praktisi PR atau juru bicara yang handal untuk mendukung perusahaan Bowater tersebut.
            Kasus Pertama dari aspek “dampak” yang terjadi pada perusahaan Bowater merupakan termasuk defensive issue. Defensive issue menurut Kriyantono (2012:158) merupakan isu-isu yang memebuat cenderung memunculkan ancaman terhadap organisasi, karenanya organisasi harus mempertahankan diri agar tidak mengalami kerugian reputasi. Permasalahan yang sangat tampak terlihat oleh informasi yang diberikan oleh Sheil (Juru bicara Bowater) dari timbulnya permasalahan sampai ke titik krisis. Pihak media berusaha untuk mencari informasi yang ada dengan lengkap untuk disampaikan kepada masayarakat.
            Hal ini, Media dapat memanfaatkan isu – isu internal perusahaan pada Bowater. Sedangkan, pada pihak Bowater berusaha mencari informasi untuk menanggulangi krisis yang dialami Bowater. Jadi, media dan perusahaan Bowater sama saling mencari informasi, hanya dalam pencariannya berbeda, media lebih ke internal perusahaan Bowater, sedangkan Bowater  sendiri lebih menganalisis mencari informasi untuk menaikan reputasi perusahaan.
            Kasus kedua dari aspek “Keluasan Isu” Kriyantono (2012:158).  Sistem komunikasi yang terdapat pada internal perusahaan telah kehilangan keseimbangan yang dikarenakan krisis pada perusahaan Bowater yang pada saat itu mengalami dilemma akan informasi yang masuk dari berbagai media. Informasi yang diterima oleh perusahaanpun sangat dipertimbangkan kebenarannya, komunikasi internal juga terganggu karena pihak Bowater tidak mengetahui informasi yang pasti dari pihak media. Isu-isu yang dapat di analisis dari kasus kedua ini adalah Isu advokasi yang merupakan isu-isu yang tidak mempengaruhi sebanyak orang seperti isu universal. Isu ini muncul karena disebarkan kelompok tertentu yang mengaku representasi kepentingan public (Kriyantono, 2012;158).
            Kasus ketiga, Faktor emsoi dan komunikasi krisis memang sangat mencolok pada saat perusahaan mengalami krisis, hal ini harus diantisipasi karena berkaitan dengan fisik. Hal itu membuat pihak Bowater harus menjalankan manajemen isu dengan baik untuk mengatasi permasalah tersebut serta menjaga reputasi perusahaan. Perusahaan sama halnya dengan suatu organisasi yang tidak dengan mudahnya dapat diprovokasi oleh media dan publik. Hal ini perlu diperhatikan bahwa Bowater ketika menerapkan manajemen isu, organisasi mesti komitmen menganggap publik sebagai mitra mereka (Kriyantono, 2012:58). Jika perusahaan mengalami krisis, perusahaan menerima provokasi tanpa harus mengetahui dari siapa provokasi tersebut. Publik Eskternal maupun Internal semua dapat memprovokasi perushaan yang akan berkaitan dengan fisik individu jika tidak diantisipasi dengan manajemen isu perushaan.
            Keempat, Komunikasi antar pribadi dan komunikasi media yang dialami Bowater juga berdampak pada karyawanya, jika karyawan mengalami permasalahan didalam internal perusahaan, hal itu dapat menjadi pemberitaan di media yang kebenarannya belum tentu dapat dipertanggungjawabkan. Jika dikaitkan dengan tahapan-tahapan isu, yaitu tahap Origin (Potential Stage) yang merupakan seseorang atau kelompok mengekspresikan perhatiannya pada isu dan memberikan opini (Kriyantono, 2012 : 159). Dimana karyawan didalam perusahaan Bowater ini memberikan opini mengenai permasalahan yang sedang terjadi di Bowater, kemudian mereka saling bertukar opini dan melakukan tindakan (action) untuk menjaga reputasi Bowater serta menangani isu yang terjadi terhadap Bowater.


            Praktisi PR pada saat itu tidak bias bekerjasam terhadap karyawannya karena tidak proaktif serta tidak memonitoring karyawannya. Kemudian pada tahap Mediation dan Amplification (Imminent stage/emerging), adanya dukungan dari publik, dan juga beberapa kelompok yang mendukung, seperti media yang memperoleh masalah informasi terhadap Bowater. Tahap selanjutnya yaitu tahap Resolution (dormant stage) pada tahap ini pada dasarnya organisasi dapat mengatasi isu dengan baik (setidaknya, public puas karena pertanyaan-pertanyaan sepputar isu, dapar terjawab, pemberitaan media mulai menurun, perhatian masyarakat juga menurun, salah satu karena berjalannya waktu, ada solusi dari organisasi atau pemerintah) (Kriyantono , 2012:161). organisasi dapat beradaptasi dengan lingkungan dan dapat menanggapi solusi yang tepat dalam menangani permasalahan perusahaan.
            Kelima, Keterkaitan media dengan masyarakat mengalami peningkatan untuk mendapatkan sebuah informasi, Bahan pemberitaan media tentang krisis Bowater menjadi persuasive publik untuk mengetahui informasi lebih lanjut tentang Bowater tersebut. Mulai dari awal hingga akhir krisis, memiliki daya jual informasi yang tinggi, oleh karena itu masyarakat juga berusaha mencari cara untuk mendapatkan informasi tersebut dari media.
            Kesimpulan yang didapat dari pembelajaran krisis manajemen yang dialami Bowater. Perushaan seharusnya harus mampu menangani arus informasi yang berkembang diberbagai media dengan melalui Public Relations. Karena peran PR dalam menjalin hubungan dengan media seharusnya harus dapat mengoptimalisasikan media relations dengan cara meyakinkan dengan menjawab semua pertanyaan yang ada, karena didalam media relation itu semua informasi tersebar luaskan dan akan disampaikan kepada masayarakat. Maka dari itu kasus seperti inilah yang dapat menentukan langkah-langkah seorang PR untuk belajar dalam memilah informasi yang lebih baik lagi, agar citra serta reputasi perusahaan dapat terjaga dan berkembang.








DAFTAR PUSTAKA :

Kriyantono, Rachmat. (2012). Public Relation & Crisis Management: Pendekatan Critical Public Relations, Etnografi kritis, dan Kualitatif, Jakarta: Prenada Media Group 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar