NAMA : DILEAN DWI NOVARI MAHKS
NIM : 125120207111021
ANALISIS JURNAL
CASE STUDY: CELEBRITY BIG BROTHER 2007
Stasiun
Televisi yang beroperasi di Inggris berdiri sejak tahun 1982, stasiun tv ini
bernama Channel 4. Pada saat itu Channel 4 bergabung dengan dua saluran BBC
& ITV. Sebelumnya stasiun tv ini merupakan televise perusahaan dari
Independent Broadcasting Authority (IBA). Channel 4 television sudah menjadi
saluran komersial dengan pendanaan mandiri yang sekarang sudah mulai
dioperasikan sendiri oleh perusahaannya.
Program
tv yang terdapat pada Channel 4 yang bernama big brother, mengakibatkan
munculnya isu. Isu tersebut terjadi pada program Big Brother yang ada di
Channel 4. Dimulai dari suatu permasalahan yang muncul pada peserta asal
Inggris kepada Shilpa Shetty. Hal ini mengakibatkan terjadinya perbedaan
budaya. Perbedaan budaya dan kelas mengakibatkan munculnya opini para penonton
terhadap keluhan atas dugaan perbuatan intim oleh teman satu asrama kepada
Shilpa Shetty. Jumlah keluhan penonton terus meningkat, bahkan beberapa pihak
juga telah memberikan kewaspadaan terhadap Channel 4 television agar dapat
mengambil tindakan yang tegas atas perilaku rasisme yang tidak dapat diterima
tersebut.
Tessa
Jowell sebagai Sekretaris Kebudayaan menyerukan suaranya dengan berkata bahwa
Program Big Brother menjadikan “rasisme” sebagai hiburan didalam dunia
petelivisian. Isu rasisme berkembang karena tidak adanya manajemen isu yang
baik yang ditindak lanjuti oleh pihak Channel 4. Bahkan Channel 4 ini menolak
adanya rasisme dan menjelaskan bahwa konflik yang terjadi didalam program Big
Brother diakibatkan karena adanya perbedaan budaya dan kelas social sehingga
opini public diabaikan dan berakibat pada operasional organisasi.
Akibat
dari permasalahan tersebut, isu menjadi terus berkembang hingga mengakibatkan
permasalahan terhadap insiden diplomatic pemerintahan Inggris, yang diberikan
oleh Ofco, yaitu bahwa Channel 4 telah melanggar kode etik dan akan diberikan
sanksi undang – undang kepada Channel 4 Television.
Sebuah
krisis yang menjadi tahap berkembangnya isu, yaitu pada saat Channel 4
Television mendapatkan banyak masukan terhadap dugaan intimidasi, serta
berdasarkan sumber krisis yang ada, bahwa krisis ini terjadi pada seseorang
atau sekelompok yang berusaha untuk menjatuhkan dan membahayakan pihak lain Kriyantono (2012, h. 177). Program Big Brother ini
merupakan acara untuk memperebutkan sesuatu sehingga terdapat beberapa pihak
yang dikelompokkan dalam kelas-kelas yang berusaha untuk saling menjatuhkan
satu sama lain. Sedangkan dalam aspek jenis isunya, isu ini termasuk pada isu Offensive Issu (Kriyantono, 2012,
h. 157/158), yaitu isu ini digunakan oleh perusahaan untuk menaikan rating
program Big Brother dengan tujuan mendapatkan profit dari iklan.
TAHAPAN ISU
Menurut Hainswortsth (1990, dan
Meng, 1992, dikutip di Regester & Larkin, 2008) dalam Kriyantono (2012, h.
159), Tahapan isu yaitu :
1.
Tahapan
Origin (Potential Stage)
Seseorang atau kelompok mengekpresikan perhatiannya pada isu dan
memberikan opini, pada tahap ini dimungkinkan mereka melakukan
tindakan-tindakan tertentu berkaitan dengan isu yang dianggap penting. Peserta
asal india, yaitu Shipa Shettysering disebut “india” oleh teman teman
se-asramanya yang dikarenakan sulit untuk memanggil namanya. Ofcom menerima
lebih dari 200 keluhan atas rasisme oleh tiga teman serumah. Pemicu dari
permasalahan kasus ini adalah adanya perbedaan budaya dan kelas social yang
menyebabkan munculnya isu rasisme.
2.
Tahapan
Meditation and Amplification (Imminent
Stage/emerging)
Isu berkembang karena isu-isu tersebut telah mempunyai dukungan
publik, yaitu ada kelompok-kelompok yang lain saling mendukung dan memberikan
perhatian. Jumlah pengaduan terus meningkat, beberapa pihak juga sudah
memberikan kewapadaan terhadap program Big Brother tersebut. Agar mengambil
tindakan atas perilaku rasis tersebut. Tessa Jowell selaku Sekretaris
Kebudayaan mengatakan bahwa “program Big Brother ini hanya bertujuan untuk
menjadikan rasisme sebagai hiburan.
3.
Tahapan
Organization
·
Current
stage, isu berkembang menjadi lebih populer karena
media massa memberitakannya berulang kali dalam skala besar, sebagian kecil
pemirsa acara saat itu pula memuncak sebanyak 8,2 juta pemirsa. Pada saat Ofcim
menerima lebih dari 200 keluhan dugaan rasisme oleh teman se-asrama tersebut.
·
Critical Stage, ada pihak setuju dan menentang yang mana mereka
saling mempengaruhi kebijakan untuk semakin terlibat. Channel 4 dihentikan dan
membantah mengenai insiden yang terjadi dan menyebabkan insiden diplomatic
kepada pemerintah Inggris, ketika Menteri india mengatakan bahwa insiden itu
menimbulkan amarah dari setiap pesertanya.
4.
Tahapan
Resolution (Dormant stage)
Organisasi
dapat mengatasi isu dengan baik sehingga isu diasumsikan telah berakhir sampai
seseorang memunculkan kembali dengan pemikiran dan persoalan baru yang ternyata
memiliki keterkaitan dengan isu sebelumnya. Channel 4 menggunakan penangkalan
isus rasis yang dituduhkan terhadap staisun televise tersebut. Akan tetapi
strategi yang digunakan Channel 4 ini salah, karenakan perusahaan televise ini
benar melakukan rasisme, Hal ini membuat Channel 4 pada tahap pascakrisis,
mengakui kesalahannya atas tindakan menayangkan program big Brother dengan
memunculkan rasisme didalamnya.
Kesimpulan yang dapat dipelajari dari kasus ini adalah
Perusahaan seharusnya focus pada konten acara bukan pada profitnya, karena jika
program televise tidak memperhatikan konten programnya, akan dapat menimbulkan
konflik atau keluhan terhadap pemirsa dirumah atau orang yang menontonnya.
Channel 4 television seharusnya juga cepat dan tanggap dalam mengatasi kasus
yang terjadi pada program acaranya tersebut, dan berani mengakui kesalahan dan
meminta maaf kepada audiens yang telah memberikan banyak keluhan. Perusahaan
juga semustinya menanamkan rasa empati dan salin g menghormati budaya
menyiarkan program acaranya, sehingga tidak terjadi suatu permasalahan yang
berdampak negative, serta mendapatkan respon positif dari audiens.
DAFTAR PUSTAKA
Kriyantono, R. (2012). Public Relation & Crisis
Management: Pendekatan Critical Pubic Relations, Etnografi Kritis dan
Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Tidak ada komentar:
Posting Komentar