NAMA : DILEAN
DWI NOVARI MAHKS
NIM :
125120207111021
ANALISIS JURNAL
CRISIS MANAGEMENT
CASE STUDY: THE TYLENOL TALE
Perusahaan Johnson & Johnson’s
merupakan perusahaan terbesar dengan produknya, yaitu Tylenol, dimana perusahaan mengalami kasus pada tahun
1982 yang terdapat delapan orang penduduk Chicago, AS yang meninggal, kemudian
pada tahun 1986 dengan kejadian yang sama, yaitu menewaskan satu orang secara
misterius. Banyaknya korban jiwa tersebut menimbulkan informasi bahwa hasil
otopsi yang dilakukan oleh tim forensic menunjukkan dari semua orang tersebut
meninggal yang diakibatkan oleh racun yang terkandung didalamnya yang bernama
“sianida” dan ditemukan fakta bahwa racun tersebut dimasukkan tersebut secara
sengaja oleh orang yang dapat dikatakan tidak bertanggung jawab atas racun
“sianida” yang dimasukkan kedalam kapsul obat merek Tylenol hasil dari prosuksi
Johnson & Johnson’s. Setelah diketahuinya bahwa seseorang yang memasukkan
racun “sianida adalah mantan karyawan perusahaan Johnson & Johnson’s yang
telah sakit hati kepada perusahaan tersebut akibat PHK. Tentu saja hal ini
mengakibatkan terjadinya isu mengenai racun “sianida” tersebut.
Produk Tylenol pada perusahaan Johnson
& Johnson’s dapat dimasukkan kedalam isu universal, defensive issue, dan isu eksternal. (Kriyantono, 2012, h. 157/158).
·
Isu Universal meruapakan isu isu yang
mempengaruhi banyak orang secara langsung, bersifat umum dan berpotensi
memengaruhi secara personal. Isu pada perusahaan Johnson & Johnson’s bias
dikatakan isu universal, karena kasus yang terjadi berkaitan dengan keselamatan
orang banyak. Isu racun Tylenol tidak hanya mempengaruhi konsumen, akan tetapi
masyarakat lain juga ikut serta dalam memberi perhatian dan bahkan dari akibat
isu tersebut masyarakat jadi takut akan memakai obat obatan yang setara dengan
produk Johnson & Johnson’s
·
Defensive
issue merupakan isu isu yang membuat cenderung memunculkan
ancaman terhadap organisasi, karenanya organisasi harus mempertahankan diri
agar tidak mengalami kerugian reputasi. Pada saat perusahaan Johnson &
Johnson’s tertimpa kasus, munculnya ancaman-ancaman seperti penurunan saham dan
perusahaan melakukan berbagai macam aktivitas agar dapat mempertahankan citra
dan reputasi perusahaan.
·
Isu Eksternal merupakan isu yang
mencakup peristiwa-peristiwa atau fakta yang berkembang di luar organisasi..
Isu eksternal yang terdapat dari Perusahaan Johnson & Johnson’s terdapat dalam
produk kapsul Tylenol mengenai racun “sianida” yang telah berkembang menyebar
luas hingga keluar perusahaan dan mengakibatkan rusaknya citra perusahaan di
mata masyarakat.
Kasus pada perusahaan Johnson &
Johnson’s tentang racun Tylenol dapat dimasukkan kedalam beberapa tahapan isu.
Menurut Hainswortsth (1990, dan Meng, 1992, dikutip di Regester & Larkin,
2008) dalam Kriyantono (2012, h. 159), yaitu :
1) Tahapan
Origin (potensial stage).
Pada
tahap ini, seseorang atau kelompok mengekspresikan perhatiannya pada isu dan
memberikan oipini. Informasi yang berasal dari tim forensic yang menunjukkan
korban yang meninggal di Chicago meninggal karena racun “sianida” yang terdapat
dalam kandungan produk Tylanol, kemudian isu digencarkan oleh media massa
mengenai korban dan penyebab dari racun produk Tylenol perusahaan Johnson &
Johnsos’s.
2) Tahap
Mediation dan Amplification (imminent
stage/emerging).
Pada
tahap ini, isu berkembang karena isu isu tersebut telah mempunyai dukungan
public, yaitu ada kelommpok – kelompok yang lain saling mendukung dan
memberikan perhatian pada isu isu tersebut.
Berita tewasnya penduduk Chicago yang tersebar luas oleh media massa
sehingga mengakibatkan masyarakat menjadi panic, khususnya seperti rumah sakit,
apotik, pasien, dan dokter. Mereka semua cemas dan panic akan isu korban
Chicago akan obat dari produk Tylanol tersebut.
3) Tahap
Organization (current stage dan critical
stage).
Disebut
tahap organisasi, karena pada tahap ini public sudah mulai mengorganisasikan
diri dan membentuk jaringan-jaringan. Isu perusahaan Johnsosn & Johnson’s
didalam tahap ini menjadi popular dikalangan media massa yang telah menyiarkan
berita kasus racun tersebut berulang kali dan ditambah interaksi diberbagai
media social. Pemberitaan ini terjadi karena meninggalnya beberapa masyarakat
Chicago yang dikarenakan mengkonsumsi kapsul Tylenol yang mengandung racun
“sianida”. Hal tersebut menimbulkan kepanikan pada masyarakat akan racun kapsul
Tylenol tersebut. Sedangkan Critical stage itu sendiri didalam tahap ini
merupakan public terbagi menjadi dua kelompok, setuju dan menentang. Karena
perusahaan sangat tanggap akan kedaan lingkungan sekitar perusahaan, oleh
karena itu perusahaan mendapatkan dukungan penuh dari media (Wall Street
Journal). Dukungan ini diperoleh karena karena management dan Public Relations
Johnsosn & Johnson’s yang sudah tepat memilih mencabut semua penjualan
prosuk kapsul Tylenol dari pasaran untuk menjaga kesehatan public.
4) Tahap
Resolution (dormant stage).
Pada tahap ini, pada dasarnya perusahaan dapat mengatasi isu
dengan baik (setidaknya, publik puas karena pertanyaan-pertanyaan seputar isu
“dapat terjawab”, pemberitaan media mulai menurun, perhatian masyarakat juga
menurun, salah satu karena berjalannya waktu, ada solusi dari organisasi atau
pemerintah), sehingga isu diasumsikan telah berakhir. Pada tahap ini penaganganan
krisis dan isu mengenai racun dalam produk Tylenol ini sangat dapat
diselesaikan dengan baik. Perusahaan segera melakukan berbagai upaya dalam
penanganan kasus, perusahaan juga berupaya untuk memulihkan citra dan reputasi
perusahaan yang telah sempat menurun di amata masyarakat karena adanya isu
racun “sianida” yang merengut korban jiwa. Setelah perusahaan berhasil
membangun citra dan reputasi perusahaan, Perusahaan Johnson & Johnson’s
berushaa membangun hubungan dengan public internal perusahaan. Perusahaanpun
berhasil meluncurkan kemasan baru produk Tylenol dan mendapatkan penghargaan “Silver Anvil Award dari Public Relations
Society of America”.
Perushaan Johnson & Johnson’s mengalami
jenis krisis Konfrontasi dan Malevonce.
Menurut
Kriyantono (2012, h. 177) krisis konfrontasi
disebabkan relasi yang buruk anatara organisasi dan public dapat merangsang
terjadinya konfrontasi, dan akhirnya memicu krisis. Gencarnya pemberitaan media
massa terhadap perusahaan Johnson & Johnson’s, dikarenakan kurangnya relasi
perusahaan dengan media, sebelum terjadinya krisis hingga setelah terjadinya
krisis, sehingga membuat media berlomba untuk memberitakan berita yang memiliki
nilai tinggi di mata masyarakat.
Menurut
Kriyantono (2012, h. 177) krisis malevonce
terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang mempunyai keinginan untuk
menjatuhkan atau membahayakan organisasi. Pada kasus ini telah terjadinya
sabotase dari seorang karyawan yang telah di PHK oleh perusahaan dan menimbulkan
dampak fatal, yaitu kematian 7 korban di Chicago, dan kemudian korban bertambah
hingga 250 korban dan penyakit akibat mengkonsumsi produk Tylenol. Hal ini
membuat citra dan reputasi perusahaan Johnson & Johnson’s menurun .
Tahap
Krisis yang dialami oleh perusahaan Johnson & Johnson’s terdapat tiga tahap
(Coombs, 2010; Devlin. 2007; Smudde 2001), yaitu :
·
Tahap pra krisis (pre-crisis)
Tahap pra krisis terjadi
ketika situasi serius mulai muncul dan organisasi menyadarinya. Pada tahap ini,
perusahaan maupun karyawan atau pimpinan manajemen telah mengetahui tanda-tanda
akan terjadinya krisis, yaitu telah ditemukannya racun “sianida” di dalam
kapsul produk Tylenol pada perusahaan Johnson & Johnson’s
·
Tahap krisis (acute crisis)
Tahap krisis terjadi
ketika situasi tidak dapat dimanajemen dengan baik oleh organisasi, sehingga
kasus terkontaminasi dengan racun “sianida” sudah menyebar luas ke media massa
serta berita tentang 250 korban dan sakit akibat dari mengkonsumsi kapsul Tylenol
tersebut.
·
Tahap pascakrisis (post-crisis)
Tahap pascakrisis terjadi
ketika krisis sudah terakumulasi dan organisasi berupaya mempertahankan
citranya. Tahap ini terjadi ketika perusahaan menarik kembali semua produk
Tylenol dan mengehntikan pemasaran produk. Kemudia perusahaan menguji 87 juta
tablet dan ternyata tidak lebih dari75 tablet yang terkontaminasi. Perushaan
akhirnya bangkit dengan meluncurkan produk Tylenol dengan kemasan baru serta
memenangkan award Silver Anvil Award dari
public Relations Society of America.
Strategi komunikasi yang digunakan untuk
mendukung tindakan perusahaan, anatara lain :
·
Membujuk masyarakat untuk
dapat mendukung tindakan yang sedang dilakukan oleh perusahaan
·
Meyakinkan masyarakat
untuk memiliki sikap mendukung atau menerima tindakan.
·
Strategi pesan yang
disampaikan diawali dengan kegiatan mengumpulkan fakta mengenai produk kapsul
Tylenol di wilayah Chicago, bekerja sama dengan badan POM, dan kepolisian,
serta meyakinkan berbagai pihak melalui pesan yang disebarkan.
·
Berusaha merespon krisis
dengan cara terbuka kepada media massa, selain itu perusahaan melakukan pers
release terkait dengan kasus racun “sianida” kapsul Tylenol kepada media massa
di 30 kota di Amerika.
Manajemen perusahaan Johnsosn & Johnson’s
dengan Public Relationsnya melakukan berbagai macam upaya untuk merespon
berbagai masalah yang perusahaan hadapi, yaitu :
·
Menghentikan produksi
kapsul Tylenol, menjalin hubungan dengan aparat keamanan serta badan POM
(pengawas obat dan makanan).
·
Menarik seluruh kapsul
Tylenol di pasaran diseluruh AS, memproduksi kemasan kapsul baru, dan mengemas
kapsul baru agar tahan terhadap bocor dan tidak bias di sabotase lagi.
·
Berupaya melakukan
promosi yang lebih intensih, agar dapat meyakinkan konsumen atas keamanan dan
keselamatan masayrakat dari kemasan baru produk Tylenol.
Kesimpulan yang saya
dapat dari kasus ini adalah perusahaan Johnson & Johnson’s aktif dan
efektif dalam menangani krisisnya. Respn yang diberikan dari public internal
perusahaan cepat dan tanggap, serta perusahaan langsung menghentikan produk
Tylenol yang terkena racun “sianida” agar tidak adanya lagi korban kematian
akibat kasus tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Kriyantono, Rachmat. 2012. Public Relations & Crisis
Management. Jakarta: Kencana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar